Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, berkomitmen untuk mendukung ekspor produk makanan olahan dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke Australia dan Selandia Baru, yang direncanakan akan dilaksanakan pada akhir Februari 2025.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyampaikan bahwa rencana awal ekspor dijadwalkan pada bulan Januari, namun ditunda karena perlunya menyelesaikan beberapa persiapan yang diperlukan.
"Kami telah merencanakan untuk mengekspor keripik dari UMKM ke Selandia Baru dan Australia, dengan waktu tercepat pada akhir Februari, mengingat ada beberapa persiapan yang harus diselesaikan. Produk yang akan diekspor adalah keripik," ungkap Eko.
Eko juga menjelaskan bahwa pengiriman produk makanan olahan dari UMKM di Kota Malang akan digabungkan dengan pengiriman daun pisang ke kedua negara tersebut.
"Akan ada juga pengiriman daun pisang yang akan diolah menjadi perlengkapan memasak di Selandia Baru dan Australia. Total volume kedua barang tersebut diperkirakan mencapai sekitar 25 ton, yang akan dimasukkan ke dalam satu kontainer," tambahnya.
Nilai ekspor dari puluhan ton makanan olahan dan daun pisang yang akan dikirim ke Australia dan Selandia Baru diperkirakan mencapai Rp20 miliar.
Total keseluruhan produk dari lebih seratus pelaku usaha, ungkapnya.
Pelaksanaan ekspor pada bulan Februari 2025 merupakan kelanjutan dari inisiatif serupa yang telah dilaksanakan pada awal tahun ini.
Pemerintah Kota Malang bersama sejumlah pemangku kepentingan di daerah tersebut telah menyediakan fasilitas ekspor untuk produk pelet kayu ke Korea Selatan.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa semua UMKM di Kota Malang memiliki peluang yang setara untuk memperoleh fasilitas ekspor ke luar negeri, dengan syarat usaha tersebut memiliki legalitas, seperti surat izin usaha perdagangan (SIUP), nomor induk berusaha (NIB), dan izin edar.
"Apabila semua persyaratan telah dipenuhi dan terdapat permintaan dari pasar, kami akan segera menyiapkan seluruh prosesnya," tuturnya.
Dia berharap langkah yang diambil ini dapat meningkatkan kualitas seluruh produk UMKM di Kota Malang.
"Tentu kami akan menyediakan pelatihan, dan berdasarkan hasil pendataan yang telah kami lakukan, jumlah UMKM di Kota Malang diperkirakan sekitar 48 ribu pada tahun 2024," kata Eko.