Industri Otomotif Di Indonesia Tidak Dalam Kondisi Baik, Apakah GIIAS Dapat Menjadi Solusi?

Kamis, 19 Juni 2025

    Bagikan:
Penulis: Maya Kirana
(Foto: Luthfi Anshori/detikOto)

Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menyatakan bahwa kondisi industri otomotif di Indonesia saat ini tidak dalam keadaan baik. Pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang akan segera diadakan dapat menjadi solusi.

"Saya ingin menyampaikan bahwa kondisi ekonomi saat ini tidak baik. Daya beli masyarakat menurun, sehingga industri otomotif juga merasakan dampaknya. Namun, saya harus menanggapi situasi ini dengan sangat hati-hati. Sebab, industri otomotif adalah indikator keberhasilan ekonomi suatu negara, terutama bagi negara besar seperti Indonesia yang sangat fokus pada sektor ini," ungkap Nangoi saat memberikan sambutan di Konferensi Pers GIIAS 2025, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Nangoi menjelaskan bahwa industri kendaraan roda empat merupakan pilar utama industri otomotif di Indonesia. "Pada tahun 2024, industri otomotif Indonesia mengalami penurunan sekitar 15 persen dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, pada tahun 2025, hingga bulan Mei, industri otomotif kita sudah mengalami penurunan sebesar 5,5 persen," jelas Nangoi.

Oleh karena itu, kehadiran pameran otomotif berskala besar seperti GIIAS diharapkan dapat mendorong pertumbuhan penjualan mobil pada paruh kedua tahun 2025. Sebagai informasi, industri otomotif Indonesia mempekerjakan lebih dari 1,6 juta orang, belum termasuk industri-industri pendukung yang ada.

"Kita akan melihat dalam pameran GIIAS nanti ada lebih dari 100 industri pendukung yang akan berpartisipasi. Belum lagi kita membahas mengenai perusahaan pembiayaan dan perusahaan asuransi," jelas Nangoi.

"Bulan depan, dengan dukungan dari GIIAS, kami berharap pasar domestik akan membaik. Pada bulan Mei sudah terlihat perbaikan, ada peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya, semoga di bulan Juni peningkatan tersebut dapat berlanjut. Pak Menteri Perindustrian yang kami hubungi juga menitipkan pesan agar industri otomotif terus berinovasi dan mencari cara untuk memperbaiki pasar domestik, sehingga industri otomotif dapat menjadi tuan rumah, basis produksi, dan melakukan ekspor ke luar negeri," tambah Nangoi.

Nangoi menjelaskan bahwa industri otomotif Indonesia harus berjuang dan banyak yang perlu dikerjakan. "Kami juga telah berdiskusi dengan pemerintah untuk mencari terobosan-terobosan baru, yang mungkin jika kami berhasil, akan segera kami umumkan kepada rekan-rekan di industri otomotif dan juga wartawan mengenai terobosan tersebut, apakah itu insentif baru atau revolusi dalam bidang perpajakan, dan lain-lain, kita akan lihat bersama-sama," ujar Nangoi.

(Maya Kirana)

Baca Juga: Wuling Darion: MPV Listrik Dan Hybrid Pertama Hasil Produksi Indonesia
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.