Wakil Presiden Indonesia yang menjabat pada periode ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, atau yang biasa disapa JK, mengidentifikasi penyebab utama melemahnya daya beli masyarakat Indonesia saat ini. Ia menegaskan bahwa, berbeda dengan pandangan pemerintah, kondisi daya beli masyarakat mengalami penurunan, yang berdampak pada stagnasi pertumbuhan ekonomi di sekitar angka 5%.
"(Kondisi daya beli sekarang) menurun," ungkap JK dalam program Koneksi Cuap-Cuap Cuan di CNBC Indonesia, yang dilansir pada Rabu (16/4/2025).
Menurutnya, penurunan daya beli ini terlihat jelas dari sepinya aktivitas di pusat-pusat perdagangan, yang mencerminkan kondisi ekonomi riil, seperti di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan penurunan berturut-turut selama tiga bulan terakhir. Pada Maret 2025, IKK tercatat hanya 121,1, turun dari 126,4 pada Februari dan 127,2 pada Januari.
JK menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat saat ini merupakan hasil dari akumulasi masalah di sektor ketenagakerjaan, termasuk stagnasi pendapatan kelas pekerja, meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK), dan terbatasnya kesempatan kerja formal.